Autis,Asma,Obesitas

  1. 1.     Autisme.
  2. A.     Pengertian Autisme.

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial.

Autisma berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan perkembangan yang luas dan berat, dan mempengaruhi anak secara mendalam. Gangguan tersebut mencakup bidang interaksi sosial , komunikasi , dan perilaku.

Autisme adalah suatu gangguan yang menyangkut banyak aspek perkembangan yang bila dikelompokkan akan menyangkut tiga aspek yaitu perkembangan fungsi bahasa, aspek fungsi sosial, dan perilaku repetitif. Karena gambaran autisme begitu beragam dan setiap saat seorang anak akan senantiasa mengalami perkembangan, maka penegakan diagnosa tidak bisa begitu saja, sebab bisa saja kemudian diagnosa menjadi berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Dahulu dikatakan autisma merupakan kelainan seumur hidup, tetapi kini ternyata autisma masa kanak-kanak ini dapat ditekan dan dikurangi walaupun tidak dapat seratus persen menghilangkan gejalanya (berdasarkan sepengetahuan saya dan informasi-informasi yang saya dapat belum ada penyandang autisme yang dapat seratus persen (100%) sembuh total, kecuali perbedaan signifikan dari pengurangan gejala tersebut.

  1. B.     Penyandang autisma mempunyai karakteristik antara lain :
    1. Selektif berlebihan terhadap rangsang.
    2. Kurangnya motivasi untuk menjelajahi lingkungan baru.
    3. Respon stimulasi diri sehingga menganggu integrasi social.
    4. Respon unik terhadap imbalan (reinforcement), khususnya imbalan dari stimulasi diri. Anak merasa mendapat imbalan berupa hasil penginderaan terhadap perilaku stimulasi dirinya, baik berupa gerakan maupun berupa suara. Hal ini menyebabkan dia selalu mengulang prilakunya secara khas.

 

Perilaku autistik digolongkan kedalam 2 jenis, yaitu perilaku yang Eksesif (berlebihan) dan perilaku yang deficit (berkekurangan). Yang termasuk perilaku eksesif adalah hiperaktif dan tantrum (mengamuk) berupa menjerit, menyepak, mengigit, mencakar, memukul, dsb. Disini juga sering terjadi anak menyakiti diri sendiri (self abuse). Perilaku deficit ditandai dengan gangguan bicara, perilaku sosial kurang sesuai (contohnya naik kepangkuan ibu bukan untuk kasih sayang tapi untuk meraih kue), deficit sensoris sehingga dikira tuli, bermain tidak benar dan emosi yang tidak tepat dan tanpa sebab, misalnya tertawa tanpa sebab, menangis tanpa sebab dan melamun, lebih menyukai sendiri dan menarik diri dari komunitas di sekitarnya.

  1. C.     Penyebab terjadinya Autisme :
    1. Vaksin yang mengandung Thimerosal : Thimerosal adalah zat pengawet yang digunakan di berbagai vaksin. Karena banyaknya kritikan, kini sudah banyak vaksin yang tidak lagi menggunakan Thimerosal di negara maju. Namun, entah bagaimana halnya di negara berkembang …
    2. Televisi : Semakin maju suatu negara, biasanya interaksi antara anak – orang tua semakin berkurang karena berbagai hal. Sebagai kompensasinya, seringkali TV digunakan sebagai penghibur anak. Ternyata ada kemungkinan bahwa TV bisa menjadi penyebab autisme pada anak, terutama yang menjadi jarang bersosialisasi karenanya.
    3. Genetik : Ini adalah dugaan awal dari penyebab autisme; autisme telah lama diketahui bisa diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
    4. Makanan : Pada tahun 1970-an, Dr. Feingold dan kolega-koleganya menyaksikan peningkatan kasus ADHD dalam skala yang sangat besar. Sebagai seseorang yang pernah hidup di era 20 / 30-an, dia masih ingat bagaimana ADHD nyaris tidak ada sama sekali di zaman tersebut.

Pada intinya, berbagai zat kimia yang ada di makanan modern (pengawet, pewarna, dll) dicurigai menjadi penyebab dari autisme pada beberapa kasus. Ketika zat-zat tersebut dihilangkan dari makanan para penderita autisme, banyak yang kemudian mengalami peningkatan situasi secara drastis.

  1. Radiasi pada janin bayi : Sebuah riset dalam skala besar di Swedia menunjukkan bahwa bayi yang terkena gelombang Ultrasonic berlebihan akan cenderung menjadi kidal. Dengan makin banyaknya radiasi di sekitar kita, ada kemungkinan radiasi juga berperan menyebabkan autisme.
  2. Folic Acid : Zat ini biasa diberikan kepada wanita hamil untuk mencegah cacat fisik pada janin. Dan hasilnya memang cukup nyata, tingkat cacat pada janin turun sampai sebesar 30%. Namun di lain pihak, tingkat autisme jadi meningkat.

 

  1. D.    Penyembuhan :

1. Cari tahu sebanyak-banyaknya informasi mengenai autis. Jadi jangan sampai kita salah dalam penanganan. Karena waktu terus berjalan, sementara anak kita butuh penanganan secepatnya. Contohnya : beli buku, konsultasi. Contoh salah yang saya alami sendiri, dulunya anak saya suka main-main di pojokan. Korek-korek lubang semut di rumah, saya pikir itu bagus karena dia anteng/diam.

2. Mau menerima keadaan autis ini, jangan saling menyalahkan atau mencari kambing hitam, tapi segera lakukan penanganan.

3. Jangan sekali-kali menyalahkan Tuhan, karena bagaimanapun juga Tuhan tidak pernah salah.

4. Usahakan secepatnya melatih anak agar bisa kontak mata. Karena setelah anak bisa kontak mata, minimal jalan untuk menuju kesembuhan sudah mulai kelihatan. Amati terus perkembangan kontak matanya, bila perlu dicatat perkembangan kontak matanya. Dari 2 detik menjadi 5 detik, sampai mencapai hasil maksimal.

5. Hal yang terpenting lagi selain kontak mata adalah kontak batin, karena tanpa kontak batin, maka kita akan sulit memahami komunikasi kita dengan anak kita.

6. Libatkan anak dengan kegiatan kita sehari-hari. Contohnya pribadi : setiap saya mencuci motor atau membersihkan kandang burung, anak saya selalu ikut-ikut membantu. Biarkan dia basah atau kotor terkena sabun atau kotoran burung, akan tetapi dari situ ada terapi sensor integrasi yang tanpa sengaja bisa saya lakukan.

 

 

E.  Program penjas untuk penyembuhan autis adalah:

‐         Melatih anak dengan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan jasmani. Misalnya melatih renang anak autis.

‐         Melibatkan anak autis dengan kegiatan kita sehari-hari.

  1. 1.       Asma.
  2. A.     Pengertian Asma.

Asma merupakan penyakit yang banyak dialami oleh manusia. Walaupun data nasional mengenai jumlah penderita asma belum ada, tapi diperkirakan ada sekitar 10% anak Indonesia menderita asma. Di Negara industri penderita asma berkisar antar 4-4,9% (Warner,87).

Asma berasal dari bahasa Yunani yaitu sukar bernafas. Bahasa awamnya diistilahkan dengan ‘bengek’ yaitu serangan sesak nafas berbunyi mencuit-cuit, istilah medisnya wheezing dan bahasa jawanya ‘mengi’. Penyakit asma ini ditandai dengan gejala-gejala akibat gangguan dan penyempitan pada saluran nafas terutama pada bronkus atau batang tenggorok. Biasanya asma ini disertai oleh riwayat alergi pada pasien atau keluarga. Saluran nafas pasien penderita asma menjagi hiperaktif yaitu reaksi berlebihan jika terpapar dengan factor pencetus.

  1. B.     Penyandang Asma mempunyai karakteristik antara lain :
    1. Batuk.
    2. Nafas cepat.
    3. Nafas bunyi.
    4. Sesak nafas, sakit dada dan gelisah.
    5. Sianosis (kebiruan di sekitar mulut), ini terjadi bila serangan asma cukup berat.

 

  1. C.     Penyebab terjadinya Asma :
    1. Golongan hisapan, debu rumah dengan tungaunya, asap (rokok, obat nyamuk), kapuk, bulu binatang, kecoa (kotoran dan serpihannya) dan minyak wangi.
    2. Golongan makanan, makanan yang dapat menjadi pencetus asma antara lain, kacang tanah, coklat, es, tomat, makanan dengan MSG.
    3. Infeksi saluran nafas contohnya flu.
    4. Perubahan cuaca.
    5. Kegiatan jasmani misalnya olahraga.
    6. Psikis misalnya keadaan stress.

D.    Penyembuhan :

  1. Pencegahan

Pencegahan asma adalah dengan menghindari faktor pencetus dan memakai obat asma. Yang belum asma jangan sampai kena asma, yang sudah asma dijaga supaya jangan sering kambuh dan yang sering kambuh dijaga supaya tidak bertambah berat lagi.

  1. Pengobatan

Obat asma diperlukan untuk melebarkan saluran pernafasan. Pemberian obat ada yang secara oral (melalui mulut), parenteral (suntikan) dan inhalasi (hirupan). Obat inhalasi efeknya lebih cepat dengan dosis rendah dan efek negatifnya juga rendah. Obat inhalasi ini bisa diberikan dengan dosis rendah karena langsung bekerja pada saluran pernafasan.

E. Program penjas untuk penyembuhan Asma adalah:

‐         Menganjurkan penderita asma untuk melakukan olahraga secara teratur agar kondisi badan tetep terjaga. Misalnya malakukan olahraga renang, senam, dan lain sebagainya.

‐         Membiasakan  untuk selalu hidup sehat dengan menghindari rokok, alkohol dan lain sebagaainya.

  1. 3.       Obesitas.
  2. A.     Pengertian Obesitas.

Obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas. Jadi untuk mengatakan seorang anak mengalami obesitas di samping gejala klinis harus juga didukung oleh pemeriksaan antropometri (fisik) yang jauh di atas normal. Pemeriksaan fisik tersebut antara lain berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umur dan tebalnya lipatan kulit dan paling sedikit perbandingannya 10 % di atas nilai normal.

  1. B.     Penyandang Obesitas mempunyai karakteristik antara lain :

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

 

  1. C.     Penyebab terjadinya Obesitas :
  2. Genetik

Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.

  1. Kerusakan pada salah satu bagian otak

Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dari darah.

Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.

  1. Pola makan berlebihan

Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Mereke cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.

  1. Kurang gerak / olahraga

Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.

Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal.

  1. Pengaruh emosional

Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan.

  1. Lingkungan

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.

  1. D.    Penyembuhan :
  2. Pencegahan

Mencegah terjadinya obesitas jauh lebih baik daripada mengobati. Yang penting adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat agar tidak lagi ada anggapan bahwa sehat itu identik dengan gemuk.

Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dimulai sejak dari bayi yaitu dengan memberikan ASI eksklusif, kemudian pemberian makanan tambahan mulai umur 4 bulan dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Tidak memberikan makanan/minuman tiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin anak tersebut lapar. Sedangkan pada anak yang berisiko mengalami kegemukan perlu dipantau pola makan, masukan total kalorinya dan diukur berat badan serta tinggi badannya secara teratur. Selain itu akivitas fisik sebaiknya dikenalkan sejak dini pada anak baik dengan cara bermain maupun berolah raga sehingga banyak energi yang digunakan. Sedangkan acara menonton televisi atau video yang menjadi hobi anak-anak sebaiknya dipakai hanya sebagai selingan atau dibatasi kurang dari 2 jam per hari. Dengan pencegahan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak buruk obesitas.

 

 

 

  1. Penanggulangan

Berat badan ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau sebaliknya penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang. Penanganan masalah obestitas tidak dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Arnelia,M.Sc. mengemukakan bahwa penanggulangan masalah obesitas dapat dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mengonsumsi makanan secara teratur dengan gizi seimbang tetapi jumlahnya kurang dari biasanya. Disamping itu kegemukan juga dapat diatasi dengan banyak melakukan aktivitas olah raga yang teratur sehingga lemak tubuh dapat terbakar.

E.  Program penjas untuk penyembuhan Asma adalah:

‐         Melakukan olah raga secara teratur guna membakar lemak.

‐         Melakukan program diet yang aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.

‐         Melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.


About this entry